SEBAIK-BAIKNYA PRASANGKA - USTADZAH DARA HUSAIEN

 Tema : "Sebaik-baik Prasangka"

๐Ÿง•๐Ÿป: Ustadzah Dara Husaien



Rasulallah SAW bersabda :

ู‚ุงู„ ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆ ุณู„ู… :

" ุฎَุตْู„َุชَุงู†ِ ู„َูŠْุณَ ูَูˆْู‚َู‡ُู…َุง ุดَูŠْุกٌ ู…ِู†َ ุงู„ْุฎَูŠْุฑِ ุญُุณْู†ُ ุงู„ุธَّู†ِّ ุจِุงู„ู„َّู‡ِ ูˆَุญُุณْู†ُ ุงู„ุธَّู†ِّ ุจِุนِุจَุงุฏِ ุงู„ู„َّู‡ِ ูˆَ ุฎَุตْู„َุชَุงู†ِ ู„َูŠْุณَ ูَูˆْู‚َู‡ُู…َุง ุดَูŠْุกٌ ู…ِู†َ ุงู„ุดَّุฑِّ ุณُูˆْุกُ ุงู„ุธَّู†ِّ ุจِุงู„ู„َّู‡ِ ูˆَุณُูˆْุกُ ุงู„ุธَّู†ِّ ุจِุนِุจَุงุฏِ ุงู„ู„َّู‡ِ."

Artinya :

“Dua hal yang tidak ada di atas keduanya suatu kebaikan, yaitu berbaik sangka kepada Allah dan berbaik sangka kepada hamba-hamba-Nya. Sedangkan dua hal yang tidak ada di atas keduanya suatu kejelekan ialah berburuk sangka kepada Allah, dan berburuk sangka kepada hamba-hamba-Nya.” (al-Hadist)


Dari hadist diatas Rasulallah menyampaikan dan mengajarkan kepada kita sebagai umat beliau, bahwa sebaik-baik kebaikan adalah sebaik-baik prasangka baik. Bukan hanya kepada Allah, tapi juga kepada makhluknya Allah. 


Berprasangka baik (husnudzon) adalah selalu meyakini takdir yang Allah berikan atau  memandang baik kepada hamba-hambaNya Allah. Tidak mengizinkan hati kita untuk berpikir atau berprasangka buruk dan negatif terhadap seseorang atau sesuatu apapun.

Yang pertama berprasangka baik/ husnudzon kepada Allah. Seperti apa yang dimaksud sebaik-baik prasangka kepada Allah..?

Mempercayai akan takdir yang Allah berikan dan menerima semuanya dengan ikhlas bagian dari berprasangka baik kepada Allah. Karna dia tau, Allah akan selalu menyiapkan takdir terbaik dalam skenario hidupnya. Dan semakin kita berbaik sangka kepada Allah, maka semakin baik pula takdir yang Allah tunjukkan. Karna seperti apa kita berprasangka kepada Allah, seperti itu pula Allah kepada hambaNya. 


Rasulallah SAW bersabda :

ู‚ุงู„ ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆ ุณู„ู… :

ูŠَู‚ُูˆู„ُ ุงู„ู„َّู‡ُ ุชَุนَุงู„َู‰ : ุฃَู†َุง ุนِู†ْุฏَ ุธَู†ِّ ุนَุจْุฏِูŠ ุจِูŠ ูˆَุฃَู†َุง ู…َุนَู‡ُ ุฅِุฐَุง ุฐَูƒَุฑَู†ِูŠ ูَุฅِู†ْ ุฐَูƒَุฑَู†ِูŠ ูِูŠ ู†َูْุณِู‡ِ ุฐَูƒَุฑْุชُู‡ُ ููŠ ู†َูْุณِูŠ ูˆَุฅِู†ْ ุฐَูƒَุฑَู†ِูŠ ูِูŠ ู…َู„ุฃٍ ุฐَูƒَุฑْุชُู‡ُ ูِูŠ ู…َู„ุฃٍ ุฎَูŠْุฑٍ ู…ِู†ْู‡ُู…ْ ูˆَุฅِู†ْ ุชَู‚َุฑَّุจَ ุฅِู„َู‰َّ ุจِุดِุจْุฑٍ ุชَู‚َุฑَّุจْุชُ ุฅِู„َูŠْู‡ِ ุฐِุฑَุงุนًุง ูˆَุฅِู†ْ ุชَู‚َุฑَّุจَ ุฅِู„َู‰َّ ุฐِุฑَุงุนًุง ุชَู‚َุฑَّุจْุชُ ุฅِู„َูŠْู‡ِ ุจَุงุนًุง ูˆَุฅِู†ْ ุฃَุชَุงู†ِูŠ ูŠَู…ْุดِูŠ ุฃَุชَูŠْุชُู‡ُ ู‡َุฑْูˆَู„َุฉً  (ุฑูˆุงู‡ ุงู„ุจุฎุงุฑูŠ، ุฑู‚ู…  7405 ูˆู…ุณู„ู… ، ุฑู‚ู… 2675

Artinya :

”Sesungguhnya Allah berfirman, “Aku menurut prasangka hamba-Ku. Aku bersamanya saat ia mengingat-Ku. Jika ia mengingatku dalam kesendirian, Aku akan mengingatnya dalam kesendirian-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam keramaian, Aku akan mengingatnya dalam keramaian yang lebih baik daripada keramaiannya. Jika ia mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku akan mendekat kepadanya sehasta. Jika ia mendekat kepada-Ku sehasta, Aku akan mendekat kepadanya se depa. Jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan, Aku akan datang kepadanya dengan berlari.” (HR Bukhari dan Muslim).


Terkadang, rasa takut kita dalam menghadapi takdir yang Allah berikanlah yang membuat kita akhirnya berprasangka buruk kepada Allah. Padahal, seandainya kita mendengarkan bisikan lirih dalam hati kita yang paling dalam, ada ungkapan untuk selalu berprasangka baik kepada Allah. Yang kalo bener-bener kita dengar, akan semakin membuat kita yakin untuk selalu berprasangka baik kepada Allah. 


Bukankah hanya Allah yang nggak pernah ninggalin kita ? Bukankah hanya Allah yang bisa menerima semua kekurangan dan aib kita ? Bukankah hanya Allah yang bisa mengabulkan doa dan hajat kita diwaktu dan keadaan yang tepat ? Bukankah hanya Allah yang selalu berprasangka baik kepada hamba-hambaNya ? Lantas apa alasan kita untuk tidak berprasangka sebaim mungkin kepada Allah..??

Yang kedua berprasangka baik/husnudzon kepada sesama makhluk Allah.

Kita tau bahwa husnudzon atau su'udzon itu ada dihati kita. Entah karna sesuatu yang kita lihat atau sesuatu yang kita dengar. Kalo kita bisa mengendalikan hati kita dengan baik, maka apapun yang kita lihat atau dengar dengan seburuk-buruk keadaan, dia akan tetap menjadi baik dalam pikiran kita. Karna kita mampu mengendalikan hati kita dan menahan nafsu juga bisikan setan agar tidak menjadi sesuatu prasangka yang buruk dalam pikiran kita. 


Allah SWT berfirman :

ูŠَุง ุฃَูŠُّู‡َุง ุงู„َّุฐِูŠู†َ ุขู…َู†ُูˆุง ุงุฌْุชَู†ِุจُูˆุง ูƒَุซِูŠุฑًุง ู…ِู†َ ุงู„ุธَّู†ِّ ุฅِู†َّ ุจَุนْุถَ ุงู„ุธَّู†ِّ ุฅِุซْู…ٌ ۖ ูˆَู„َุง ุชَุฌَุณَّุณُูˆุง ูˆَู„َุง ูŠَุบْุชَุจْ ุจَุนْุถُูƒُู…ْ ุจَุนْุถًุง ۚ ุฃَูŠُุญِุจُّ ุฃَุญَุฏُูƒُู…ْ ุฃَู†ْ ูŠَุฃْูƒُู„َ ู„َุญْู…َ ุฃَุฎِูŠู‡ِ ู…َูŠْุชًุง ูَูƒَุฑِู‡ْุชُู…ُูˆู‡ُ ۚ ูˆَุงุชَّู‚ُูˆุง ุงู„ู„َّู‡َ ۚ ุฅِู†َّ ุงู„ู„َّู‡َ ุชَูˆَّุงุจٌ ุฑَุญِูŠู…ٌ

Artinya :

 “Wahai orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Dan janganlah menggunjing satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat : 12)


Sesuai dengan firman Allah diatas, untuk menjauhi banyak prasangka (su'udzon) karna akan menimbulkan dosa. Karna semakin banyak kita berprasangka buruk terhadap sesama makhlukNya, maka semakin sering kita menyakiti hati dan menambah beban dalam pikiran kita.


Jadi, sebaik-baik prasangka adalah selalu berpikir positif, husnudzon kepada Allah dan sesama makhluk dengan mengendalikan kita punya hati agar tidak terbawa oleh nafsu. Dan pastinya juga, dengan terus memohon bantuan dari Allah SWT atas keadaan hati kita yang selalu dalam kuasa Nya, InsyaAllah.

ALFAQIRAH ๐Ÿฅ€

Comments

Popular posts from this blog

IKHLAS TERHADAP KETETAPAN ALLAH

KITAB FIQIH PRAKTIS - ABUYA YAHYA